Gerak Cepat TNI Respons Ancaman Bom di Pesawat
Gerak Cepat TNI Respons Ancaman Bom di Pesawat

GlobalNews – Ancaman bom pada pesawat yang mengangkut kepulangan jemaah haji Indonesia kembali terjadi. Kali ini, pesawat Saudi Airlines bersama nomor penerbangan SV-5688 yang mengangkut ratusan jemaah haji menuju Surabaya terpaksa mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara pada 21 Juni 2025 usai memperoleh teror bom.
Menanggapi ancaman tersebut, TNI bergerak cepat bersama bersama lembaga tentang untuk menanggulangi kondisi darurat ini. Menurut Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, informasi ancaman bom itu pertama kali di terima dari Airnav Kualanamu kurang lebih pukul 08.55 WIB.
“Pesawat sukses mendarat bersama aman pukul 09.27 WIB dan diposisikan di taxiway A5,” ujar Kristomei di dalam keterangan tertulis, Minggu (22/6/2025).
Pesawat Saudia Airlines SV-5688 ini membawa total 376 penumpang, terdiri dari 196 laki-laki, 180 perempuan, dan juga 10 kru pesawat. Setelah mendarat darurat, seluruh penumpang dievakuasi ke terminal bandara untuk menjalani pemeriksaan ketat oleh aparat gabungan. Keamanan dan keselamatan jemaah haji menjadi prioritas utama di dalam penanganan insiden ini.
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan menegaskan bahwa pemerintah menindaklanjuti ancaman bom ini bersama serius.
“Kemenko Polkam sudah meneruskan kepada TNI, Polri, dan BNPT untuk menindaklanjuti informasi yang di terima cocok prosedur keselamatan penerbangan,” ujar Menko BG.
Respons Cepat TNI dan Instansi Terkait
TNI menunjukkan respons cepat dan sigap di dalam menghadapi ancaman bom ini. Lanud Soewondo bersama Tim Jihandak Kodam I/Bukit Barisan dan Brimob Polda Sumut segera jalankan sterilisasi pada pesawat dan barang-barang penumpang. Upaya ini ditunaikan untuk menegaskan tidak ada bahan peledak yang membahayakan keselamatan.
Kodam I/Bukit Barisan mengerahkan 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) Yonkav 6/NK, 1 SST Jihandak Yonzipur 1/DD, di dukung oleh 1 SST Kopasgat TNI AU dan 1 SST Gegana Brimob Polda Sumatera Utara.
Mayjen Kristomei mengatakan keterlibatan TNI di dalam operasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang TNI.
Dia pun menegaskan bahwa kondisi di lokasi sampai Sabtu sore di dalam kondisi aman. “Hingga pukul 18.30 WIB, seluruh penumpang sudah diamankan dan ditaruh di tiga hotel kurang lebih daerah bandara di dalam kondisi selamat. Pemeriksaan menyeluruh pada pesawat sudah ditunaikan dan dinyatakan aman, sedangkan seluruh barang bawaan masih di dalam sistem pemeriksaan,” ujarnya.
Kondisi Jemaah Haji dan Proses Pemeriksaan
Setelah dievakuasi, seluruh jemaah haji ditaruh di hotel-hotel kurang lebih bandara untuk waktu waktu. Pemeriksaan ketat ditunaikan pada barang bawaan mereka untuk menegaskan tidak ada benda mencurigakan yang lolos. Proses ini ditunaikan bersama detail dan detail untuk menanggung keamanan seluruh penumpang.
Meskipun sempat berjalan kepanikan, sebagian besar jemaah haji selalu tenang dan ikuti petunjuk dari petugas. Kementerian Agama (Kemenag) juga mengimbau para jemaah haji untuk selalu tenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas. Ketenangan dan kerja serupa dari para jemaah haji amat menunjang di dalam sistem penanganan insiden ini.
Setelah pemeriksaan selesai dan pesawat dinyatakan aman, pesawat Saudi Airlines SV-5688 melanjutkan penerbangan ke Surabaya. Pesawat berikut akhirnya mendarat di Bandara Juanda pada Minggu 22 Juni 2025.
Koordinasi dan Peningkatan Keamanan Penerbangan
Insiden ancaman bom ini sebabkan peningkatan koordinasi pada otoritas penerbangan Indonesia dan Arab Saudi. Kerja serupa ini bertujuan untuk memperketat pengamanan penerbangan, khususnya yang membawa jemaah haji.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menanggung keamanan dan keselamatan seluruh warga negara, juga para jemaah haji.
Menko Polkam Budi Gunawan menunjukkan bahwa pemerintah menegaskan setiap potensi ancaman pada keselamatan publik ditangani secara serius, profesional, dan terkoordinasi lintas lembaga. Koordinasi yang baik antarlembaga menjadi kunci di dalam merespons insiden ini secara efektif dan efisien.
TNI juga dapat tetap berkoordinasi dan menjalin kerja serupa pengamanan bersama otoritas keamanan Kerajaan Arab Saudi untuk mendalami insiden ini. Tujuannya adalah untuk menanggung keamanan penerbangan internasional di masa yang dapat datang.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Leave a Comment