Ngamuk soal Beras hingga Bongkar Wacana Pajak Amplop Kondangan

Ngamuk soal Beras hingga Bongkar Wacana Pajak Amplop Kondangan

Ngamuk
Ngamuk soal Beras hingga Bongkar Wacana Pajak Amplop Kondangan

GlobalNews – Anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam kembali buat heboh. Setelah sempat ngamuk akibat beras langka, kini dia membongkar wacana pajak amplop kondangan.

Mufti Anam mengungkapkan perihal tersebut sementara Raker dan RDP dengan Menteri BUMN dan Danantara, Rabu (23/7). Awalnya, Mufti berkata soal penerimaan negara yang terus berkurang, terutama dari dividen perusahaan BUMN yang nantinya dapat disetor ke Danantara.

Dia mengatakan, sementara ini Kementerian Keuangan terpaksa memutar otak untuk menambah penerimaan negara. Salah satunya dengan menarik pajak dari amplop kondangan.

“Bahkan kita dengar didalam sementara dekat orang yang mendapat amplop di kondangan dan di hajatan dapat dimintai pajak oleh pemerintah,” kata Mufti.

Menurut Mufti, wacana ini bisa membuat rakyat tercekik dan menjerit. Sebab, rakyat sudah terbebani beragam pajak lainnya.

“Ini kan tragis. Ini membuat rakyat kita hari ini memadai menjerit,” ucapnya.

Ngamuk Beras Langka

Saat rapat bareng Menteri Perdagangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Perum Bulog, Rabu (13/3/2024), Mufti terhitung ngamuk. Penyebabnya adalah dia menemukan banyak kejanggalan di lapangan mengenai persediaan pangan.

Dia menjelaskan, pada Desember 2023, dia dan anggota DPR lainnya mendapat laporan beras langka dikarenakan cuaca ekstrem. Untuk menopang masyarakat yang terdampak kelangkaan beras, dia mengimbuhkan dukungan sosial dari duwit pribadi. Harga beras sementara itu tetap Rp55.000 per lima kilogram.

Kelangkaan beras justru terjadi menjelang Ramadan 2024. Dia sesudah itu bertanya kepada RNI soal harga beras. Rupanya, harga beras naik jadi Rp100.000 per lima kilogram. Padahal, di pasar harganya cuma kurang lebih Rp70.000.

“Kalau Pak Menteri Perdagangan saja sudah berjibaku, berpeluh keringat menurunkan harga tetapi papa tidak ngasih semisal yang baik, tidak ada gunanya semua ini. Kalau RNI cuma melacak keuntungan, tidak datang untuk rakyat, buarkan saja RNI pak!” ujar Mufti.

Tak cuma kepada RNI, Mufti terhitung murka pada Bulog. Dia menyebut, harga gabah tetap rendah di petani. Padahal seharusnya harga gabah naik sementara harga beras melonjak.

“Bapak tadi menyampaikan gabah di petani Rp7.000. Bapak bohong! Bapak mengetahui yang viral di medsos. Rakyat kita menjerit. Mereka bilang harga beras mahal, di toko-toko, di pasar-pasar, tetapi gabah mereka dibeli paling mahal Rp5.000. Apa gunanya bulog pak!” kata Mufti.

Minta Blokir iPhone Masuk RI

Mufti Anam terhitung dulu meluapkan kekesalan pada Apple. Dia geram dengan kabar keinginan tax holiday selama 50 th. dari raksasa teknologi itu untuk berinvestasi di Indonesia.

“Memang gila ini, Pak. iPhone ini sudah nikmati begitu banyak duwit dari rakyat Indonesia, tetapi mau investasi saja minta tax holiday 50 tahun. Sudah layak diblokir dari negara kita,” tegas Mufti didalam rapat di Senayan, Senin (4/11/2024).

Dia bahkan memberi saran pemerintah memblokir semua product iPhone dari Indonesia. Menurutnya, keinginan Apple tersebut adalah wujud pelecehan pada kedaulatan ekonomi bangsa.

Mufti pun mendorong Menteri BUMN Erick Thohir turun tangan langsung. Dia percaya Erick, dengan pengalaman internasionalnya, bisa melawan dominasi Apple dan mendorong kemandirian teknologi di tanah air.

“Kita nggak boleh tergantung pada satu brand. Ini soal harga diri bangsa,” ujar Mufti lantang.

Leave a Comment

Leave a Reply

GlobalNews